OLENAS.ID – Ada sembilan butir kesepakatan dalam nota yang ditandatangani PT PSS dan Brigata Curva Sud (BCS), salah satu kelompok suporter PSS Sleman. Penandatanganan antara PT PSS (Soekeno) dengan BCS (diwakili Jaguar ‘Jango’ Tominangi) mengakhiri aksi boikot suporter terhadap tim kesayangan yang bertanding di Piala Presiden 2019.
Padahal bila aksi itu tidak segera diakhiri, suporter masih akan memboikot sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Ada sembilan butir kesepakatan dari kedua belah pihak pada Kamis (7/3/2019) malam.
Sebelumnya, BCS mengajukan delapan tuntutan yang ditampilkan di media sosial. Bila tuntutan itu tidak dipenuhi, suporter akan mengambil tindakan boikot. Dan boikot dilakukan di pertandingan PSS melawan Madura United di Piala Presiden di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (5/3/2019).
Dalam delapan tuntutan itu di antaranya mes untuk pemain PSS. Meski belum memiliki mes yang bisa menjadi hunian yang layak bagi tim Liga 1, namun PT PSS sendiri sudah menyediakan hotel untuk pemain. Bahkan d’Salvatore art and boutique Hotel yang menjadi mes pemain sesungguhnya masih lebih baik dibandingkan klub Liga 1 PS Tira saat bermarkas di Bantul.
Saat itu, PS Tira hanya menyewa tempat penginapan biasa. Dan kemudian tim dipindahkan ke hotel sederhana atau lebih tepatnya losmen di daerah sekitar kampus di Yogyakarta.
Dengan ditempatkannya pemain di hotel, otomatis tuntutan mes untuk PSS Sleman dihapuskan. Apalagi PT PSS memastikan penempatan pemain di hotel hanya sementara waktu karena akan menyiapkan mes yang representatif. Termasuk tempat latihan yang tidak kalah representatif.
Ada pula yang berbeda dari tuntutan suporter, terkait penyelenggaraan pertandingan yang profesional. PT PSS harus membentuk panpel yang profesional yang dapat mengatasi masalah yang selama ini dikeluhkan suporter seperti banyaknya calo, sistem ticketing yang masih konvensional dan oknum yang masuk tanpa tiket.